Permainan di mulai
dari pinggir kolam air mancur. John Lee telah menyiapkan lubang di halaman sebuah
tempat yang dikelilingi tembok tinggi. Baik Mi Soo maupun Hae Ryeong sama-sama
harus melakukan pukulan dengan penuh strategi. Bola harus mampu melewati
pancuran air mancur, pohon-pohon tinggi, dan tentunya tembok yang mengililingi
halaman tempat lubang berada.
Mi Soo telah berupaya seakurat mungkin dalam mengarahkan
bolanya. Memang bola Mi Soo lebih unggul satu langkah daripada bola Hae Ryeong.
Namun sayang, keberuntungan masih belum berpihak padanya. Di eksekusi terakhir,
Hae Ryeong yang lebih dulu berhasil memasukkan bolanya ke lubang.
Sebelum pergi, Hae Ryeong menyatakan bahwa dia mendengar Mi
Soo berniat untuk berhenti bermain golf. Dengan hasil permainan mereka, Hae
Ryeong menambahkan bahwa dia tidak heran atas niat Mi Soo tersebut.
Mi Soo yang sudah sedih atas keputusannya yang penuh
keterpaksaan, bertambah sedih akibat kekalahannya dari Hae Ryeong. Ditambah
lagi, perkataan Hae Ryeong yang sangat meremehkannya.
Untuk melampiaskannya, Mi Soo memukul bola-bola golfnya di
sebuah tempat lapang sekeras-kerasnya. Ternyata tempat tersebut dekat dengan
tempat ayahnya bekerja. Ayahnya datang mendekat dan menghentikan aksi Mi Soo. Mungkin
karena takut tangan Mi Soo cedera.
Di depan ayahnya, Mi Soo menangis. Sambil menangis, Mi Soo
mengatakan bahwa dirinya benar-benar masih ingin bermain golf. Mi Soo minta
maaf kemudian pergi berlari meninggalkan ayahnya. Ayahnya menjadi merasa
bersalah dan iba kepada Mi Soo.
Keesokan harinya, pagi-pagi di dipan rumah telah ada
perlengkapan golf lengkap. Baik Mi Soo dan ibunya heran. Ternyata di dalamnya
ada sepucuk surat dari ayahnya yang memutuskan untuk menerima tawaran pekerjaan
dari salah seorang temannya, yaitu berlayar.
Mi Soo
Kata-kata Ayah yang
egois waktu itu
Sepertinya telah
menyakiti hatimu
Ayah minta maaf untuk
itu
Tapi Ayah tulus saat
mempertanyakan
Manfaat permainan
golf-mu untuk kesejahteraan keluarga kita
Makanya Ayah memintamu
untuk berhenti bermain
Demi keluarga kita
Tapi karena kamu rupanya
sangat ingin bermain
Ayah memberimu satu
kesempatan lagi
Dan Ayah kira ini adalah
hal terakhir yang bisa Ayah lakukan untukmu
Ayah harap kamu bisa lebih
tekun dan bermain lebih baik
Ayah ingin membeli stick
golf (untukmu) dan klarinet (untuk adikmu)
Karena sebagai Ayah
Ayah ingin memenuhi semua
yang anak-anakku inginkan
Tapi Ayahmu ini
memalukan
Karena hanya bisa
memenuhi keinginan salah satu anaknya
Ayah akan selalu menjadi
Ayah yang keras dan miskin
Ayah akan pergi untuk
sementara
Jagalah ibu, Mi Soo
Setelah membaca surat itu Mi Soo berlari mencoba mengejar
ayahnya sambil menangis. Tapi tidak mungkin Mi Soo mampu untuk mengejarnya. Di
tepi jalan raya Mi Soo memanggil ayahnya dan berjanji untuk sukses. Mi Soo
berharap ayahnya mendengar janjinya melalui hembusan udara pagi itu.
Sudah mendapat restu dari ayah, Mi Soo menjadi sangat mantap
untuk meraih cita-citanya. Sebagai batu loncatan, Mi Soo ikut berpartisipasi
dalam turnamen golf khusus wanita.
Mobil yang digunakan untuk mengantar Mi Soo ke tempat
berlangsungnya turnamen, tersesat dan bannya terjerumus ke kubangan lumpur. Ibu
Mi Soo menyuruh Mi Soo untuk menggatikannya memegang kemudi sementara dirinya
mendorong dari belakang. Betapa pengorbanan seorang ibu tiada terkira.
Meski mengalami masalah, Mi Soo tidak terlalu terlambat tiba
di arena. Setelah melakukan daftar ulang, turnamen pun di buka. Turnamen
dilakukan berkelompok dengan penilaian individu. Setiap individu harus
memasukkan bolanya ke 18 lubang di lapangan seluas 6.156 yards.
Dengan mengerahkan seluruh tenaga dan pikiran, Mi Soo sukses
memasukkan semua bolanya ke semua lubang. Pada turnamen babak pertama tersebut,
Mi Soo berhasil menyaingi pemain lama yang sudah terkenal kehandalannya, yaitu
Hae Ryeong.
Mi Soo kembali dijemput oleh ibunya. Bukan langsung menuju
rumah, ibunya malah membawanya ke sebuah penginapan. Di sana, teman masa
kecilnya, Bong Soo dan Joong Ki, serta adiknya, Tae Gab, telah menanti Mi Soo
untuk memberikan pesta kejutan.
Sayangnya Mi Soo tidak suka. Baginya, di saat seperti itu
justru dia ingin sendiri dan hanya berkonsentrasi di turnamen. Mi Soo menyatakan
bahwa saat dia memegang stick golf, seolah-olah dia sedang memegang jalan hidup
keluarganya. Jika dilepas, maka semua anggota keluarganya akan mati. Itu sudah
menjadi beban tersendiri baginya. Oleh karena itu, Mi Soo mengharapkan tidak
ada lagi beban pikiran tambahan, misalnya harapan tinggi teman-teman atau para
tetangga terhadap dirinya.
Sebelum tidur, ibunya memijat Mi Soo sambil memberikan
nasihat. Ibunya menginginkan Mi Soo untuk hidup lebih baik dari dirinya.
Berusahalah dengan keras. Banyak orang mengatakan, sebuah mimpi akan menjadi
nyata jika kehadirannya begitu dinantikan. Ibunya mempercayai Mi Soo akan
meraih mimpinya dalam waktu dekat.
Perkataan dan nasihat ibunya, membuat Mi Soo menangis haru. Mi
Soo terlelap. Dalam tidurnya, Mi Soo mengalami mimpi yang aneh. Saat sedang
latihan dan siap memukul, tiba-tiba bola golf terjatuh dari tee. Diambil, diletakkan
lagi ke tee, siap dipukul, tapi terjatuh lagi.
Mi Soo kembali berjongkok dan mencoba menempatkan kembali
bolanya ke tee. Ketika hendak bangun dari jongkok, tiba-tiba di depannya
sudah berdiri seseorang. Karena masih sambil berjongkok dan matahari begitu
terik, wajah orang itu tidak jelas terlihat. Tertutupi siluet sinar matahari.
Mi Soo terkejut dan terbangun dari tidurnya. (Ke : Sinopsis Episode 04)
Sinopsis Episode 02
Nonton Episode 03: 01, 02, 03
No comments:
Post a Comment